Sabtu, 30 April 2011


Kendari, Sulawesi Tenggara (Kota Lama), 7 rumah habis terbakar. Sementara di Pacitan, Jawa Timur, 3 rumah terbakar akibat tabung gas bocor.

Api Melahap Rumah Warga, di Kendari dan Pacitan

Kendari, Sulawesi Selatan, 7 rumah habis terbakar. Sementara di Pacitan, Jawa Timur, 3 rumah terbakar akibat tabung gas bocor.

Senin, 25 April 2011

[Update Terbaru ] Gempa Guncang Kendari-Sulawesi Tenggara

April 25, 2011 – 10:26 am
Dampak Gempa, Ribuan Warga Mengungsi Didaerah Perbukitan
Beritakendari.com-Senin (25/4/2011) Ribuan warga yang tersebar di Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, terpaksa mengungsi setelah gempa yang terjadi tadi pagi. Bersama anggota keluarganya, warga meninggalkan rumah dan mencari tempat perlindungan.
Daerah perbukitan pun menjadi sasaran pelarian warga. Kepanikan yang melanda warga ini terjadi menyusul adanya kabar tentang naiknya permukaan air laut pasca gempa yang sudah mendekati rumah-rumah warga.
Untuk di Kota Kendari, umumnya warga yang mengungsi rata-rata mereka yang tinggal diwilayah pesisir Teluk Kendari, mulai dari Kelurahan Lapulu, Sambuli, Nambo, Abeli dan beberapa wilayah lainnya. Sementara di Kecamatan Moramo, para pengungsi berasal dari Kelurahan Lapuko, Desa Moramo, Desa Bororo, Desa Landipo, Desa Lakomea, Desa Margacinta, Desa Wawondengi, Desa Tambosupa, Desa amohola, Desa Wawosunggu dan Desa Panambea Darata dan beberapa desa lainnya.
“kami takut jangan sampai terjadi tsunami makanya kami lari meninggalkan rumah”kata Yeni, warga Desa Moramo.
Kapolsek Moramo, AKP Hairuddin mengatakan tindakan warga untuk mengungsi tidak bisa dicegah karena rata-rata warga sedang dilanda ketakutan. “warga sudah kami evakuasi kedaerah ketinggian,”ujanya.
Kepanikan warga ini juga membuat Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan turun tangan untuk menenangkan warganya. Wakil Bupati Konsel, Sutoardjo Pondiu yang turun langsung ke Kecamatan Moramo dan Kolono, meminta kepada warga untuk tidak panik apalagi dengan adanya informasi dari pihak-pihak yang tidak bertangung jawab. “kami meminta kepada warga tetap tenang dan jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak jelas sumbernya,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala BMKG Kota Kendari Suwardi mengemukakan, gempa yang melanda Kota Kendari dan Konawe Selatan tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Karena itu warga diharapkan tidak panik dan mudah percaya dengan isu-isu yang dihembuskan oleh pihak tertentu. [Ys]
Sumber :http://beritakendari.com/dampak-gemp…erbukitan.html

Ratusan Rumah Rusak di 10 Desa Akibat Gempa
Beritakendari.com-Konawe Selatan-Senin (25/4/2011) Ratusan rumah yang tersebar di 10 Desa di Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, rusak akibat gempa. Selain mengalami kerusakan ringan berupa retak-retak, setidaknya terdapat puluhan rumah rusak berat dan porak-poranda. Tak hanya itu, ada juga sejumlah rumah rusak parah akibat tertimpa pohon kelapa yang tumbang.
Jajaran Polsek Moramo mencatat, sepuluh desa yang terkena dampak gempa itu masing-masing, Kelurahan Lapuko, Desa Moramo, Desa Bororo, Desa Landipo, Desa Lakomea, Desa Wawondengi, Desa Tambosupa, Desa amohola, Desa Wawosunggu dan Desa Panambea Darata.
Menurut warga, datangnya gempa tidak diprediksi sebelumnya. Saat warga masih berada didalam rumah, gempa tiba-tiba terjadi dan seketika itu rumah-rumah warga langsung roboh setelah terjadi getaran. Warga langsung panik berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Gempa yang dirasakan oleh warga Kecamatan Moramo kali diakui oleh BMKG Kendari sebagai gempa yang paling terbesar sepanjang 10 tahun terakhir, setelah gempa yang mengguncang Pulau Menui tahun 2003 lalu. Meski selama ini gempa selalu terjadi, namun getarannya tidak seperti yang dirasakan oleh warga saat ini. “gempa ini termasuk besar karena getarannya sampai merusak rumah-rumah penduduk dan menumbangkan pohon,”kata Said, warga Moramo.
Selain mengakibatkan warga harus kehilangan tempat tinggal, warga juga harus menelan kerugian yang tidak sedikit. Dari kerusakan yang ada, diperkirakan kerugian material mencapai miliaran rupiah.
Informasi terakhir yang dihimpun dari kantor BMKG Kota Kendari, gempa tektonik mengguncang wilayah Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan ini terjadi secara beruntun dengan pusat gempat tersebar ditiga titik . Gempa pertama terjadi pukul 07.07 Wita dengan kekuatan 6,0 SR yang berpusat di Kecamatan Kolono, Konawe Selatan, disusul gempa kedua sekitar pukul 07.10 Wita dengan kekuatan 4,7 SR yang berpusat di Kecamatan Moramo, Konawe Selatan dan gempa ketiga sekitar pukul 07.25 Wita yang berkekuatan 5,2 SR dengan pusat gempa di Kelurahan Anduonohu Kota Kendari.
Kepala BMKG Suwardi mengatakan penyebab gempa akibat adanya pergeseran lempeng sesar lasolo dan patahan teluk tolo. Sampai saat ini tercatat, gempa susulan masih terjadi dan terhitung sudah mencapai 27 kali dengan kekuatan dibawah 4,5 SR. [Ys]
Sumber:http://beritakendari.com/ratusan-rum…bat-gempa.html
Selama Ada gempa di kendari, bru ini yang paling keras…mohon doa restu dari agan2 agar tidak terjadi lagi…
[Update Terbaru ] Gempa Guncang Kendari-Sulawesi Tenggara


Info yg dicari :
kabar terbaru gempa kendari, berita baru gempa kendari, kabar terbaru tentang gempa di kendari, berita terkini di kendari, BERITA TERKINI SULAWESI TENGARA, info bmkg kendari ttg gempa, info terbaru gempa kendari, Info gempa susulan bmkg kendari, gempa dikota kendari, berita terbaru gempa kendari 2011,

Jumat, 15 April 2011

menCINTAI seseORANg
 
Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang tetapi tidak dicintai olehnya
Tetapi lebih indah untuk mencintai dan tidak pernah
menemukan keberanian untuk memberitahu mereka apa yang kamu rasakan.
  Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang,  
satu jam untuk menyukai seseorang,
satu hari untuk mencintai seseorang,
  tetapi membutuhkan seumur hidup untuk melupakan seseorang .
  Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu 
dengan orang yang tidak tepat sebelum bertemu.
  Jadi ketika kita akhirnya bertemu dengan orang yang tepat,
kita akan tahu betapa berharganya anugerah tersebut .
  Cinta adalah ketika kamu membawa perasaan,
  kesabaran dan romantis dalam suatu hubungan dan
  menemukan bahwa kamu peduli dengan dia.
  Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu
  bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu.
  Hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi
tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.
  Ketika pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka.
  Tetapi kadang-kadang kita menatap terlalu lama
  pada pintu yang telah tertutup itu sehingga kita tidak
  melihat pintu lain yang telah terbuka untuk kita.
  Teman yang terbaik adalah teman dimana kamu dapat
  duduk bersamanya dan merasa terbuai, dan tidak pernah
  mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama.
  Perasaan seperti itu adalah percakapan termanis yang pernah kamu rasakan.
  Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah
  menjamin bahwa mereka akan mencintai kamu juga !!!
  Jangan mengharapkan cinta sebagai balasan,
  tunggulah sampai itu tumbuh didalam hati mereka.
  Tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh didalam hatimu.
  Jangan pernah berkata selamat tinggal
  jika kamu masih ingin mencoba.
  Jangan menyerah selama kamu merasa masih dapat maju.
  Jangan pernah berkata kamu tidak mencintai orang itu lagi,
 bila kamu tidak bisa membiarkannya pergi.
  Cinta datang
  Kepada orang yang masih mempunyai harapan walapun mereka telah dikecewakan.
  Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati.
  Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan  
Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan
  Jangan melihat dari wajah, itu bisa menipu.
  Jangan melihat kekayaan, itu bisa menghilang.
  Datanglah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum
karena sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah.
Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat membuatmu tersenyum.
Ada saat di dalam kehidupanmu dimana kamu sangat merindukan seseorang,
kamu ingin mengambil mereka dari mimpimu dan benar-benar memeluk dia.
pergilah kemana kamu ingin pergi, jadilah sesuai dengan keinginan kamu,
  karena kamu hanya hidup sekali dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang kamu inginkan.
Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia,
cukup cobaan untuk membuat kamu kuat,
cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya,
  dan cukup harapan untuk membuat kamu bahagia.
Selalu letakkan dirimu pada posisi orang lain.
  Jika kamu merasa bahwa itu menyakitkan kamu,
  sebab mungkin itu menyakitkan orang itu juga.
  Kata-kata yang ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan,
kata-kata yang kasar bisa membuat celaka,
  kata-kata yang tepat waktu dapat mengurangi ketegangan,
dan kata-kata cinta dapat menyembuhkan.
  Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri
dan tidak membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita.
  Dengan kata lain kita mencintai bayangan kita yang ada pada diri mereka.
  Orang yang bahagia tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala hal.
  Mereka hanya menganggap segala hal yang datang dalam hidup mereka
adalah atas kehendak dari Tuhannya.
  Kebahagiaan adalah bohong bagi mereka yang menangis,
  mereka yang terluka, mereka yang mencari, mereka yang mencoba.
Mereka hanya bisa menghargai orang-orang yang penting yang telah menyentuh hidup mereka.
Cinta mulai dengan senyuman, tumbuh dengan kepercayaan
  dan berakhir dengan air mata.
  Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan.
  Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu
sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.
  Ketika kamu lahir, kamu menangis dan semua orang di sekeliling kamu tersenyum.
  Hiduplah dengan hidupmu, jadi ketika kamu meninggal,
  kamu satu-satunya yang tersenyum dan semua orang di sekeliling kamu menangis.
karena kamu begitu berharga bagi orang disekeliling kamu,
tunjukkanlah cinta dari hatimu dan biar khan sekeliling kamu menyadari bahwa
  mereka berarti buat dirimu dan kamu berarti buat diri mereka.

Selasa, 05 April 2011

Pragmatisme Mahasiswa

Ketidakjujuran akademik merupalan salah satu contoh pragmatisme mahasiswa

Pragmatisme merupakan sifat atau ciri seseorang yang cenderung berfikir praktis, sempit dan instant. Orang yang mempunyai sifat pragmatis ini menginginkan segala sesuatu yang dikerjakan atau yang diharapkan ingin segera tercapai tanpa mau berfikir panjang dan tanpa melalui proses yang lama. Sehingga kadang hasilnya itu meleset dari tujuan awal.

Biasanya sifat ini identik dengan orang yang kurang penyabar dan ambisius. Orang yang ambisius ini selalu melakukan sesuatu atau melakukan perubahan secara cepat. Sehingga tidak heran kalau orang seperti ini mempunyai keinginan yang keras dan tidak mau dikalahkan oleh orang lain. Tapi, sifat ambisius ini cenderung bersifat ke hal yang negatif, mereka melakukan segala macam cara untuk mencapai keinginannya.
Salah satu contoh kecil pragmatisme mahasiswa yang terjadi di universitas adalah ketidakjujuran akademik. Permasalahan ini merupakan permasalahan yang sangat klasik yang terjadi dalam dunia pendidikan. Misalnya dalam menempuh ujian, banyak sekali mahasiswa yang berlaku curang dalam dalam ujian seperti membuat contekan-contekan, mereka menulis ringkasan pelajaran dalam kertas-kertas kecil.
Apalagi dengan kecanggihan tekhnologi sekarang ini, mahasiswa dengan mudahnya mengakses segala macam informasi yang mereka inginkan dari internet. Dengan membawa sebuah hand phone yang disertai dengan kecanggihan dalam mengakses informasi. Sehingga mereka dengan mudahnya mendapatkan jawaban yang diinginkan tanpa berfikir secara panjang. Hal itu mereka lakukan untuk mendapatkan nilai semaksimal mungkin, minimal tidak D.
Kepraktisan inilah yang menghambat pemikiran mahasiswa untuk mengeksplorasi pemikirannya. Sehingga mereka tidak lagi berfikiran secara kritis ketika menghadapi sebuah masalah. Dunia pendidikan tidak membenarkan hal tersebut tapi hal tersebut sudah mengakar dalam diri mahasiswa.
Sekalipun mahasiswa tersebut sangat pandai pasti sekali atau dua kali tentunya pernah menyontek. Hal ini pernah diutarakan oleh seorang aktivis ketika mengkampanyekan “Anti Korupsi Dimulai Dari Diri Sendiri”. Beliau merupakan salah satu mahasiswa yang tergolong sangat pandai dikalangan universitasnya. Beliau saja sudah mengaku kalau pernah melakukan korupsi dalam ujian, yaitu menyontek. Sehingga tidak dapat dipungkiri kalau dalam jiwa setiap mahasiswa pastinya terdapat sifat pragmatis meskipun presentasinya kecil maupun besar karena pribadi orang itu berbeda-beda.
Sebenarnya pengawasan dosen penguji ketika ujian seakan tidak cukup mengamati lipatan-lipatan kertas yang sengaja di buat oleh mahasiswa untuk meraih nilai maksimal. Mengkopi sumber-sumber dari buku maupun internet merupakan hal yang sudah biasa dilakukan mahasiswa sekarang ini. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi kekritisan pemikiran mahasiswa dalam mengeksplorasi masalah yang dihapinya.
Seperti yang diungkapkan oleh Hendra Sugiantoro Universitas Karangmalang Yogyakarta bahwa minimnya perilaku ilmiah tetap tidak bisa digeneralisir pada keseluruhhan mahasiswa. Masih terdapat mahasiswa yang memiliki kesadaran moral organis, sehingga tidak berfikir pragmatis dalam mengumpulkan pundi-pundi prestasi akademiknya. Meskipun demikian, adanya pseudo mahasiswa tidak bisa diingkari dan terkesan bagga mengenakan topengnya. Lebih parah lagi, mahasiswa bertopeng menyelesaikan tugas akhir atau skripsinya melalui “the invisible hand’.
Kondisi mahasiswa yang jauh dari etika akademik ini tidak bisa dilepaskan dari factor eksternal tuntutan indeks prestasi tinggi. Lagi-lagi pengukuran hasil belajar secara kuantitatif tetap menarik untuk diperdebatkan. Mahasiswa mengikuti perkuliahan hanya untuk mengejar nilai minimal tidak D, bahkan mengumpulkan tugas-tugas kuliah asal tepat waktu. Tidak dibantah dan mahasiswa berfikir sama bahwa dosen tidak mungkin memeriksa keseluruhan tugas mahasiswa, akibat kesibukannya yang padat.
Mahasiswa memang mendapatkan nilai untuk tidak mengulang di semester depan, tetapi terdapat kemungkinan menihilkan proses ilmiah, seperti membaca literatur, mengakses informasi dan memahami materi kuliah secara komprehensif.
Disamping itu, mahasiswa juga memiliki "guru virtual". Dalam leksikon Jawa, kata guru diakronimkan dengan ungkapan "digugu lan ditiru". Saat ini televisi relatif dijadikan guru maya mahasiswa.
Hampir minim tayangan televisi yang menengahkan aspek-aspek ilmiah serta menyuguhkan etos belajar dan perjuangan di bangku pendidikan formal. Mahasiswa relatif meniru dan mengikuti pesan dari guru virtualnya yang tak terbantahka memiliki daya pengaruh luar biasa.
Fenomena pragmatisme mahasiswa ini, akhirnya justru membuka peluang bagi tumbuhnya jasa penyusunan skripsi. Mendapatkan rupiah melalui lahan ini cukup prospektif sambil terus meninabobokan budaya instan mahasiswa. Namun, adanya bisnis tersebut justru makin merunyamkan dunia Perguruan Tinggi yang telah tercoreng dengan kebijakan biaya mahalnya.
Diperlukan tindakan tegas untuk memperkarakan secara hukum tukang jasa skripsi agar kredibilitas Perguruan Tinggi dalam mencetak lulusan tetap terjaga. Upaya menghadirkan etika akademik hendaknya terus dilakukan untuk melahirkan lulusan mahasiwa yang memiliki kompetensi ideal. Mahasiswa yang menguasai konsep dan pengetahuan secara luas dan mendalam terkait program studinya serta memiliki akuntabilitas untuk manampilkan unjuk kerja secara profesional di tanah publik.

                                                                  KARTOJY.COM

Minggu, 03 April 2011

LAHIRNYA RAHMAT BAGI SEMESTA RAYA

bulanPurnama tlah terbit di atas kita,
sembunyilah rembulan lain karenanya
Tak pernah ku jumpa walau sekali,
laksana indahmu, wahai kebahagiaan


Hari Senin, 12 Rabiul Awal 1481 tahun yang lalu, kota Makkah bercahaya kilau kemilau, menyambut lahirnya seorang bayi yang empat puluh tahun kemudian meletakkan dasar tatanan dunia baru. Dunia yang terang benderang. Di mana cahaya Tuhan menerangi setiap jengkal semesta raya, laksana bintang gemintang yang berkerlip indah di pekatnya malam. Laksana purnama yang menenggelamkan gelap dalam ranum cahayanya. Laksana mentari yang mengusir malam ke peraduannya.
Kedatangannya bukan tiba-tiba, karena Allah telah merencanakannya jauh sebelum Dia menciptakan seluruh umat manusia. Muhammad adalah manusia pertama yang diciptakan secara maknawi, namun Nabi terakhir yang diutus ke alam duniawi. Pengangkatannya menjadi penyampai wahyu menutup semua risalah kenabian sebelumnya, mengantarkan umat manusia ke puncak tangga penghambaan sejati. Ucapannya adalah wahyu, langkahnya menjadi tarekat, perilakunya cermin keteladanan dan mengikutinya mengantar pada keselamatan.

Muhammad sang kekasih Allah, belaian tangannya menentramkan gundah anak-anak yatim, kemurahan hatinya menyalakan obor kehidupan janda-janda miskin, dan mengajarkan kemuliaan dalam kebersahajaan. Keagungan jiwanya diakui kawan dan lawan. Semesta raya memanjatkan doa, mengucap salam dan memohonkan kasih Allah baginya. Bahkan Sang Pencipta sendiri tak ragu untuk ikut mengucapkan shalawat dan salam kepadanya.

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi (Muhammad). Wahai Orang-orang yang beriman bershalawat kamu sekalian untuk Nabi dan berikan salam pengormatan untuknya (QS. Al-Ahzab 56)

Muhammad memang manusia suci. Ia juga berasal dari silsilah nasab yang suci. Hisyam ibn Muhammad al-Kalbi meriwayatkan, ayahnya pernah berkata “Aku meneliti silsilah Nabi Muhammad, dan aku dapati 500 orang nenek moyang perempuan Muhamad. Tidak ada satupun terdapat jejak perzinaan dan kejahatan di antara mereka, walaupun perilaku itu sangat wajar di masa jahiliyah.” Sayidina Ali karramallahu wajhah meriwayatkan, Rasulullah SAW. bersabda, “Aku datang dari pernikahan, bukan dari perzinahan. Dari Adam hingga aku, dilahirkan dari seorang ayah dan ibu. Tak satupun perzinaan jahiliyah atau kebodohan yang menyentuhku.”

Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan, Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Aku telah diutus dari generasi terbaik anak-anak Adam AS. Satu demi satu hingga sampai padaku sekarang ini.” Aisyah RA. meriwayatkan dari Nabi SAW. bahwa Malaikat Jibril AS. Berkata, “ Aku telah meneliti bumi dari timur ke barat, tak kutemui seorang manusiapun yang lebih baik dari Muhammad SAW, dan tak kutemui seorang anak laki-laki dari ayah manapun yang lebih baik Bani Hasyim.”

Muhammad merupakan prototype terbaik umat manusia. Sungguh beruntung orang-orang yang diberi anugerah oleh Allah SWT menjadi pengikutnya, karena akan menjadi sebaik-baik umat pada episode kehdupan ini. Sungguh mulia orang-orang yang meneladani semua aspek peri kehidupan Nabi, dan menjadikan beliau sebagai pemimpin langkah hidupnya.

Kehadiran Muhammad di muka bumi adalah anugerah bagi semesta alam, yang mengubah butiran-butiran pasir dan debu gurun menjadi laksana mutiara. Jejak langkahnya menyejukkan padang tandus laksana taman surga yang membangkitkan rindu untuk selalu dikunjungi. Pengetahuan yang diajarkannya terus menerus mengalirkan hikmah dan kearifan, laksana Zam-zam yang tak pernah kering sepanjang jaman. Sesuai jaminan dari al-Khalik,

Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam (QS. Al-Anbiya’ ayat 107)

Muhamadlah Sang Pemimpin Sejati. Keberaniannya menggentarkan singa-singa padang pasir, kelembutannya laksana belaian kasih seorang ibu. Di dadanya ada kejujuran dan ketulusan yang diakui kawan dan lawan. Beliau begitu dicintai oleh langit dan bumi, sampai potongan rambut dan air ludahnya yang harum tidak pernah sampai menyentuh bumi karena diperebutkan oleh sahabat-sahabatnya. Begitulah Abu Sufyan menceritakan menjelang Fath Makkah (pembebasan kota Mekah).

Pemimpin manakah yang dalam sakit menjelang wafatnya mengatakan, “Wahai manusia! Barang siapa punggungnya pernah kucambuk, ini punggungku, balaslah! Barang siapa kehormatannya pernah kucela, inilah kehormatanku, balaslah! Dan barang siapa hartanya pernah kuambil, ini hartaku, ambilah! Jangan takut akan permusuhan (akibat penuntutan balas ini), karena itu bukan watakku.” Hari itu, 63 tahun setelah kelahirannya. Semua sahabat tertunduk haru mendengar pemimpin besar yang mereka cintai membuka diri untuk menerima tuntutan balas dari pengikutnya. Sebuah sikap yang menunjukkan pencapaian spiritual dan emosional tertinggi seorang manusia.

Salam bagimu wahai Utusan Allah, beserta rahmat dan berkat Tuhan.

Rindu kami padamu, Ya Rasul...
Rindu tiada terperi...
Berabad jarak darimu, Ya Rasul...
Serasa dikau di sini... 

Laptop Untuk Sang Nabi












Tengah malam. Lima belas hari menjelang malam kelahiran Sang Nabi.

Kang Sodrun masih belum tertidur. Sepulang tahlilan di rumah tetangga sebelah ia sengaja minum segelas besar kopi pahit untuk menjaga kedua matanya agar tetap melek. Begitulah kebiasaannya bila ingin melakukan banyak hal di malam hari.

Kegiatan siang harinya yang selalu dimulai saat subuh sampai menjelang maghrib menjadikan badannya sering kecapekan dan matanya selalu ingin terpejam tiap kali masuk waktu maghrib. Tapi Kang Sodrun tak bisa menurutinya karena selepas maghrib dan isya masih ada tugas rutin yang mesti ia lakukan hingga menjelang pukul sembilan. Bila setelahnya masih ada pekerjaan lain yang mesti diselesaikan, maka kopi pahit lah satu-satunya cara Kang Sodrun menopang matanya agar tak terpejam sebelum tengah malam. Bahkan kalau perlu hingga subuh datang.

Sampai dini hari ini kopi pahit itu benar-benar mampu menopang matanya tetap melek.
Di tangannya tergenggam seikat  lembaran uang berwarna biru tajam. Ia baru saja menghitungnya. Cukup untuk membeli sebuah laptop mini. Hatinya berbisik. Bibirnya tersenyum kecil. Angannya membayang.

Sudah sejak lama memang Kang Sodrun menginginkan membeli sebuah laptop. Baginya barang elektronik yang sudah memasyarakat itu perlu dimiliki untuk menunjang aktifitas menulisnya. Semestinya di rumah seperangkat computer telah ia miliki. Itu ia beli sejak masih sekolah dulu tiga belas tahun yang lalu. Keinginannya memiliki laptop karena computer yang ada dirasa sudah cukup tua. Kinerjanya sudah melambat, monitornya mulai berasa tajam di mata, beberapa hardwarenya sudah bolak-balik diganti dan sudah tak ada lagi di pasaran karena keluaran lama.

Ia juga berharap dengan laptop itu bisa membantu mempermudah pekerjaan Yu Siti, istrinya. Yu Siti yang bekerja sebagai guru di sebuah sekolah menengah itu seringkali bercerita tentang teman-temannya yang sebagian sudah punya laptop dan dengan mudah mengerjakan tugas-tugas mereka di sekolah saat kosong jam mengajar. Apalagi saat ini ia ditunjuk sebagai salah satu guru yang ikut mengampu kelas unggulan. Atasannya sering kali menyindir agar guru yang mengajar kelas unggulan memiliki laptop.

Maka untuk mewujudkan keinginannya itu Kang Sodrun mulai menabung sejak beberapa bulan lalu. Ia tak mau seperti kebanyakan temannya yang lebih suka potong kompas menggunakan uang pinjaman koperasi atau bank untuk memenuhi kebutuhannya. Baginya menabung lebih baik dari pada berhutang, kecuali kalau sudah kepepet. Bagi dirinya menabung memberi pelajaran untuk prihatin dan bersabar dalam memenuhi suatu kebutuhan.

Dua bulan lalu, menjelang lebaran haji,  mestinya uang yang dibutuhkan telah terkumpul. Ia sudah berkeliling survey lapangan untuk mengetahui harga di pasaran dan merek apa yang mau dipilih. Tinggal menentukan kapan ia mau membelinya. Tapi kenyataan berbicara lain. Saat malam takbiran lebaran haji tiba hatinya terbagi menjadi dua, saling berbisik.

“Tegakah kau melewati lebaran haji tahun ini begitu saja tanpa seekor kambing pun yang kau persembahkan pada Tuhanmu?”

“Mengapa tidak? Bukankah berkurban hanya sunnah saja dan dapat dilakukan setiap tahun, sepanjang hidup? Mengapa harus sekarang”

“Betul memang. Tapi ini hari raya kurban dan kau melewatinya dalam keadaan hidup dengan uang di genggaman tangan yang cukup untuk menbeli seekor kambing.”

“Tapi apa harus tahun ini?”

“Lalu kapan? Tahun depan yang umurmu belum tentu sampai besok pagi? Kalaupun umur sampai tahun depan, dapatkah kau pastikan saat itu kau memiliki cukup uang untuk membeli hewan kurban?”

“Tapi uang itu aku kumpulkan untuk membeli laptop.”

“Dengan mengorbankan perintah Tuhan dan Rasulmu? Lihatlah tetangga belakang rumahmu itu. Ia hanya seorang pedagang kecil penjual sayuran. Kau bisa dengan mudah mengira-ngira berapa pendapatannya. Malam ini kau lihat sendiri ia dengan tulus dan penuh kegembiraan menggandeng seekor kambing yang cukup besar untuk diserahkan ke panitia kurban di mushalla, demi keridloan Tuhannya. Tidakkah kau malu pada Tuhanmu? Kepadamu Ia berikan pendapatan yang jauh lebih banyak dan kehidupan yang jauh lebih layak dari tetanggamu itu. Tapi saat Tuhanmu meminta untuk sekali saja dalam setahun berkurban untuk-Nya, kau masih enggan dan lebih memilih menuruti kemauan nafsumu!”

Kang Sodrun tersadar. Malam itu juga, usai shalat maghrib di musholla ia segera meminta istrinya untuk bersiap-siap ikut membeli kambing di tempat langganannya. Ia bawa semua uang tabungannya. Dan tanpa banyak menawar ia dapatkan seekor kambing yang lumayan besar seharga jumlah uang yang ia kumpulkan. Dalam hatinya ia berbisik, “Gusti, aku pilih keridloan-Mu.” Dalam benaknya, bila Allah ridlo apapun akan diberikan pada sang hamba.

Sejak saat itu Kang Sodrun memulai kembali mengumpulkan uang untuk membeli laptop. Ia sangat bersyukur, hingga saat ini uang itu telah terkumpul dan kiranya cukup untuk sebuah laptop mini. Namun malam ini kegelisahan menyuntuki pikirannya.

Lima belas hari lagi adalah malam kelahiran Sang Nabi. Sebagaimana tradisi di kampungnya yang juga selalu ditanamkan oleh orang tua Kang Sodrun, seperti tahun-tahun sebelumnya, tiap kali malam maulid datang ia dan istrinya selalu berusaha memberikan sedekah berkatan yang dibagi kepada para tetangga dan bagi para pembaca kitab al-barzanji di musholla. Kebiasaan ini ia coba untuk tetap dilestarikan meski dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun.

“Kanjeng Nabi itu makhluk paling istimewa, Drun.” Begitu orang tuanya mengajari. “Gusti Allah tak akan pernah mau menciptakan alam semesta ini kalau tidak ada Kanjeng Nabi. Kehadirannya merupakan nikmat dan rahmat Allah yang terbesar, teragung, dan termulia, bukan saja bagi umat manusia, tapi bagi seisi jagat raya. Istilah qur’annya rahmatan lil ‘alamin. Maka hari kelahirannya paling layak dirayakan, paling layak diagungkan. Sudah semestinya kita sebagai umatnya merayakannya sebagai bagian rasa cinta kepadanya dan rasa syukur kepada Gusti Allah. Salah satu caranya dengan bersedekah di hari kelahirannya.”

Malam ini, saat Kang Sodrun menghitung jumlah tabungannya yang dipersiapkan untuk membeli laptop, ia teringat bahwa setengah bulan lagi malam maulid. Ia butuh sejumlah dana untuk menyambutnya. Ia butuh berbelanja untuk memberikan hadiah bagi para tetangga atas nama Kanjeng Nabi. Dan kini di tangannya telah tergenggam seikat uang. Hatinya menjadi bimbang. Akankah untuk yang kedua kalinya ia undur lagi keinginannya untuk memiliki laptop, demi menghormat Sang Nabi di hari kelahirannya? Atau biarlah maulid tahun ini berlalu begitu saja tanpa hadiah bagi umat Sang Nabi. Toh masih ada cara lain untuk merayakan dan mensyukurinya.

Beberapa lama Kang Sodrun termenung. Ia menimbang. Kegelisahannya justru membangkitkan kembali memorinya pada maulid setahun lalu. Saat itu ia dan istrinya bingung ketika malam maulid makin dekat namun tak ada dana untuk menyambutnya. Sementara keinginan untuk tetap melestarikan ajaran orang tua, untuk menyatakan rasa cinta pada Sang Nabi, begitu besar. Maka ia dan istrinya sepakat untuk tetap merayakan malam maulid meski hanya dengan berkatan sebungkus tape singkong.

“Kalau bisa, Drun, usahakan semampumu untuk memberi sedekah di malam maulid. Semampunya saja. Karena yang sampai kepada Gusti Allah dan Rasul-Nya bukan uang kamu, bukan hadiah berkatan kamu, tapi takwa dan cintamu pada Sang Nabi.” Begitu tutur orang tuanya dulu.

Tapi ternyata Allah menakdirkan lain. Sehari sebelum malam mulia itu datang Kang Sodrun mendapat cukup dana. Maka jadilah keduanya merayakannya dengan berkatan yang membuat para tetangga tersenyum gembira menerimanya. Bukan hanya sekedar tape singkong seperti yang direncanakan.

Mengingat maulid tahun lalu itu kini Kang Sodrun merasa lega. Bibirnya mulai mengembang. Berat nafasnya ia hembus kuat-kuat, membuang sumbatan yang menyuntuki pikirannya. Dalam hatinya ia berbisik; apapun yang akan terjadi akan tetap kupersembahkan hadiah bagi Sang Nabi di hari ulang tahunnya. Semampuku akan kuusahakan membuat Sang Nabi tersenyum bahagia melihat sebagian umatnya dibahagiakan di hari kelahirannya. Insya Allah.

Kisah Pengemis Yahudi Buta & Nabi Muhammad



Alkisah, di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.”
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah saw mendatanginya dengan membawakan makanan. Tanpa berucap sepatah kata pun, Rasulullah menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu, sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah Muhammad—orang yang selalu ia caci maki dan sumpah serapahi.
Rasulullah saw melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah saw praktis tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abubakar berkunjung ke rumah anaknya Aisyah, yan g tidak lain tidak bukan merupakan istri Rasulullah. Ia bertanya kepada anaknya itu, “Anakku, adakah kebiasaan Rasulullah yang belum aku kerjakan?”
Aisyah menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja.”
“Apakah Itu?” tanya Abubakar penasaran. Ia kaget juga karena merasa sudah mengetahui bagaimana kebiasaan Rasulullah semasa hidupnya.
“Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana,” kata Aisyah.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, “Siapakah kamu ?”
Abubakar menjawab, “Aku orang yang biasa.”
“Bukan! Engkau bukan ora ng yang biasa mendatangiku,” bantah si pengemis buta itu dengan ketus “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku.”
Abubakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah saw.”
Seketika itu juga kaget pengemis itu. Ia pun menangis mendengar penjelasan Abubakar, dan kemudian berkata, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun. Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia…. ” Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar saat itu juga dan sejak hari itu menjadi Muslim.

Mukjizat Nabi Muhammad saw

Tidak ada mukjizat yang diberikan Allah kepada seorang nabi melainkan mukjizat itu pun diberikan kepada Nabi saw. secara persisi sama atau bahkan lebih hebat. Umar bin Sawad mengatakan bahwa Imam Syafi’i rahimahullah berkata kepadanya, “Apa yang Allah berikan kepada para nabi maka hal itu pun diberikan kepada Nabi Muhammad saw.” Ia berkata, “Isa as. diberi mukjizat menghidupkan orang yang sudah mati.” Syafi’i berkata, “Muhammad saw. diberi mukjizat berupa rintihan batang pohon kurma yang beliau selalu berkhutbah sambil bersandar kepadanya sebelum disiapkan sebuah mimbar. Setelah memiliki mimbar, merintihlah batang kurma hingga suaranya terdengar. Rintihan ini lebih besar daripada mukjizat Isa as.” Mukjizat para nabi yang terdahulu bersifat temporal dan konkret. Mukjizat itu bisa dilihat dengan mata oleh orang yang menyaksikannya.
Jika mukjizat itu lenyap, lenyap pula dari penglihatan. Nabi Muhammad saw. diberi mukjizat seperti ini dan hal-hal luar biasa yang banyak jumlahnya. Di antara pemberian itu terbelahnya bulan, ditahannya pergerakan matahari, terpancarnya air dari sela-sela jarinya, jumlah makanan menjadi banyak, terpancarnya air, pohon yang berbicara, batang yang merintih, batu-batu dan hewan yang memberi salam, menyembuhkan orang yang sakit, dikabulkannya doa, memberikan kesegaran kepada pasukan dengan air yang sedikit, dan mukjizat lainnya yang jumlahnya banyak. Cerita tentang sebagian mukjizat itu sampai kepada kita secara qath’i, dan saya, insya Allah sebentar lagi, akan menceritakan salah satunya, yaitu terbelahnya bulan. Mukjizat-mukjizat ini sama dengan mukjizat para nabi lainnya, yaitu bersifat temporer, walaupun Rasulullah saw. berbeda dengan nabi yang lain dalam hal banyaknya mukjizat beliau. Tapi, pengaruh mukjizat ini telah hilang setelah Nabi saw. wafat atau setelah disaksikan orang. Mukjizat itu hanya diterima oleh orang yang beriman dan merasa yakin, sehingga keimanannya menjadi bertambah. Namun, mukjizat yang hanya dimiliki oleh Rasulullah saw. dan tidak dimiliki oleh nabi-nabi sebelumnya, adalah mukjizat yang abadi selama manusia hidup di dunia. Yakni, Al-Qur’an Al-Karim yang tidak pernah kering mata airnya, tidak akan pernah hilang keajaibannya, dan tidak akan pernah habis manfaatnya.
Al-Qur’an ini dipelihara oleh pemeliharaan Allah dari perubahan, penggantian, dan pemalsuan, baik yang ada dalam dada manusia maupun yang ada dalam bentuk tulisan-tulisan. Al-Qur’an mengandung obat dan penyembuh, pelajaran dan hukum-hukum, kisah-kisah orang-orang sebelum kita, dan menggambarkan keadaan orang-orang setelah kita. Al-Qur’an merupakan tali Allah yang sangat kuat. Siapa pun yang beriman dan mengikutinya, maka dia beroleh petunjuk. Dan barang siapa yang meninggalkan dan melepaskan diri darinya, maka dia sesat dan binasa, merugi dan gagal. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dikatakan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tidak ada seorang pun di antara para nabi kecuali mereka diberi sejumlah mukjizat yang di antaranya manusia beriman kepadanya dan mukjizat yang aku terima adalah wahyu. Allah mewahyukannya kepadaku. Maka aku berharap kiranya menjadi nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat.” (HR Muttafaq ‘alaih dengan lafal Muslim) Sumber: Keagungan Nabi Muhammad saw.

Sabtu, 02 April 2011

Doa-Doa Manusia Teraniaya ( Lima Sajak )

Sajak Kesatu: Doa Petani

Tuhan yang Maha Kaya
ini doa terakhir kami yang teraniaya:
Beri kami beras setakar
yang mengenyangkan bermusim-musim lapar.
Kau tahu, kami tak punya sawah lagi
sudah ditanami bangunan-bangunan mewah tanpa hati.
Perut negeri kami latah
lebih gagah mengunyah beras impor
daripada beras sendiri
yang dimasak di kompor dan bau minyak tanah.
Para koruptor mencuri padi dari lumbung kami
lalu ditimbun di lambung-lambung busung mereka
dengan perut hamil lima bulan, entah beratnya berapa.
Kami pupuk tanaman padi
dengan air mata dan keringat
tapi sepi tak kunjung menepi
panen gagal, harga padi dijegal
politik ekonomi yang tak pernah
memihak rakyat.
Kami selalu melarat
Padahal kamilah yang punya sawah, tomat,
gandum, buah-buah berpipi langsat.
Anak-anak kami sekarat
di meja makan, karena menunggu
Ibu masak batu di tungku.
Masa depan kami bagai besi berkarat
hidup tanpa sumur pembasuh peluh
tanpa pohon langit berteduh
tanpa bunga mawar penawar penat.
Tuhan yang Maha Adil
doa kami cuma kecil!
Beri Kami Beras Setakar.

Sajak Kedua: Doa Pelacur


Tuhan,
aku masih fasih menyebutmu ternyata
aku melulu tersisih dari mereka
yang melirikku dengan risih dosa.
Beberapa hari lalu aku ke mushola
sembahyang dan berdoa
tapi tiba-tiba bekas sujudku disiram karena
disangka najis
aku nangis berjalan menuju jalan raya
tanpa busana
tapi tiba-tiba mereka menyeretku
ke sebuah rumah ramah sarang laba-laba
: aku diperkosa.
Mereka bagai anjing
menyantap daging
dengan liur kering
dan lolong nyaring.
: akulah surga sebenarnya.
Tuhan,
Jika mereka kau masukkan surga
aku tidak terima
mereka sudah mengunyah surga
dari tubuhku
sementara aku ditujah neraka
dalam segala gerakku.
“Tuhan, hakikat surga dan neraka itu apa
jika yang saleh dan pendosa tak ada beda
mereka yang mengaku suci ternyata
mengkhayalkanku melucuti pakaianku
satu persatu, dan diam-diam mereka
meniduriku tanpa menyelipkan sehelai
rupiah di bra atau celana dalamku.”
Ah, Tuhan, apakah aku masih boleh meminta?

Sajak Ketiga: Doa Anak Tukang Becak


Tuhan yang Maha Kaya
Bapakku tukang becak
beri ia uang yang banyak
dari keringat yang terbuang
di jalan sepanjang kota.
Tuhan yang Maha Karunia
becak bapakku masuk penjara
karena dituntut undang-undang jalan raya
bapakku tak bisa kerja
ibu butuh biaya belanja
adik sakit malaria
bagaimana?
minjam uang tetangga, malah dihina
minta kepala negara, pasti digertak penjaga istana.
Aku baca kitab suci dan dengar ujar kiai
bahwa Kau Maha Pemberi Rizki
tapi kini tiada bukti
Kau biarkan kami mati.
Oh barangkali aku harus nulis sajak
supaya derit derita sedikit reda
melupa sakit yang sejak lama.

Sajak Keempat: Doa Anak Tukang Bakso

Tuhan
Gerobak bapakku rusak ditabrak mobil
barang jualan berserak di jalan
tulang-tulang bapak retak.
Kini aku jadi tukang bakso
mengganti bapak yang masih loyo
mendorong gerobak dari toko ke toko
dan gang ke gang
tapi tiba-tiba banyak anak geng
yang menggandeng botol dan pisau:
“Ayo beri kami pentol, jika tak, kupukul botol”
Bagaimana aku memberi
baru terjual satu dua mangkuk
lalu mereka ngamuk
menekuk
menusuk
aku ambruk
remuk.
Polisi tiba
kami semua diciduk.
Tuhan!

Sajak Kelima: Hari Buruh, Haru Luruh


Kami berkumpul di lapangan pinggiran kota
aspal mengepul terik matahari
merapal kata, menghapal luka-luka
yang tak henti.
Kami ingat ketika demo
naik bemo depan istana negara
kami dipukuli sekompi polisi
banyak yang mati
dengan perut tak terisi sebiji nasi.
“Sampai kapan kami tidur tanpa dipan
kapan kami bisa hidup mapan”
Cuma itu yang kami teriakkan
sampai serak
berak peluh dan air mata.
Oh, sungguh mahal perihal hidup layak
kami mati dikoyak kehendak.
Oh, sungguh kental bantal ombak
kami mati disentak tombak.
Oh, apakah hari masih mampu menampung pedih
jika kami risih tersisih.
Oh, apakah matahari masih menampang perih
jika suara kami tinggal lirih.
Oh!
Hari Buruh
Haru luruh!